Bahasa Indonesia (Indonesia)

Mimbar Agung Untuk Menyebarkan Moderatisme Al- Azhar Al-Syarif Dengan Berbagai Bahasa Dunia

 

Dalam pidatonya pada peresmian Katedral “Milad Al-Masih” (Kelahiran Kristus) di Ibukota administrasi baru Mesir, Grand Syaikh Al-Azhar menyampaikan:
Anonym
/ Categories: مقالات

Dalam pidatonya pada peresmian Katedral “Milad Al-Masih” (Kelahiran Kristus) di Ibukota administrasi baru Mesir, Grand Syaikh Al-Azhar menyampaikan:

Dalam pidatonya pada peresmian Katedral “Milad Al-Masih” (Kelahiran Kristus) di Ibukota administrasi baru Mesir, Grand Syaikh Al-Azhar menyampaikan:

  • Tanyakan pada sejarah, maka ia akan membuktikan bahwa mayoritas gereja di Mesir dibangun pada era Islam.
  • Negara Islam —secara syarak— menjamin gereja-geraja umat Kristiani. Ini adalah hukum Syariat, bukan sekedar basa-basi.
  • Umat Islam lebih terdepan dalam menjaga gereja-gera dibanding saudara mereka umat Kristiani.
  • Masjid dan Katedral berdiri kokoh dalam menghadang setiap upaya yang mempermainkan stabilitas negara.
  • Kita sedang menghadapi peristiwa luar biasa yang tidak pernah terjadi sebelumnya sepanjang sejarah Kristen dan Islam.
  • Masjid dan Katedral di Ibukota Administrasi Mesir merupakan dua bangunan terbesar dari berbagai bangunan besar tempat peribadatan di Mesir.
  • Mesir berhak membanggakan pencapaian besar ini yang menjadi contoh terbaik dalam hal persudaraan antar-agama.

***

Grand Syaikh Al-Azhar Prof. Dr. Ahmad Al-Thayyib, pada hari Ahad (6/1/2018) menyampaikan pidato dalam peresmian Katedral “Milad Al-Masih” (Kelahiran Kristus) di Ibukota Administrasi baru, di mana ia mengungkapkan kebahagiaannya dapat menyertai Presiden Republik Arab Mesir Abdul Fatah Al-Sisi, Presiden Palestina Mahmud Abbas, serta Paus Alexandria dan Patriark Keuskupan Saint Mark Paus Thedorus II dalam peresmian dua bangunan yang besar, bahkan itu merupakan dua bangunan terbesar dari bangunan tempat peribadatan terbesar di Mesir, yaitu Masjid “Al-Fattah Al-Alim” dan Katedral “Milad Al-Masih”.

Grand Syaikh menambahkan: “Ini adalah peristiwa luar biasa yang tidak pernah terjadi sebelumnya sepanjang sejarah Kristen dan Islam sebatas pengetahuan saya, saya belum pernah menyaksikan ada Masjid dan Katedral yang dibangun secara bersamaan dan selesai dalam waktu yang sama dengan tujuan untuk menjelmakan rasa persaudaraan dan saling cinta antara umat Muslim dan saudaranya dari kalangan umat Kristiani, saya tidak mengetahui ada peristiwa semacam ini terjadi pada masa lalu sebelum kita saksikan hari ini: dua bangunan megah dari segi arsitekturnya, yang layak menjadi kebanggaan bagi Mesir atas negara-negara lain, dan pantas menjadi kebanggaan Ibukota Administrasi baru atas kota-kota lain.”

Grand Syaikh mengungkapkan terima kasihnya kepada Presiden Abdul Fatah Al-Sisi atas pencapaian ini, sebagaimana juga mengucapkan selamat kepada Paus Theodorus II: “Dan selanjutnya bagi saudara kita dari umat Kristiani di Mesir dan luar Mesir, saya ucapkan selamat atas diresmikannya Katedral baru ini yang tidak diragukan lagi, ia bersama Masjid baru Masjid Al-Fattah Al-Alim, akan menjadi benteng kuat dalam menghadang setiap upaya yang mempermainkan stabilitas negara dan menebarkan fitnah sektarian.

Dalam pidatonya, Grand Syaikh membicarakan tentang sikap Islam terhadap gereja, ia menegaskan bahwa masalah ini adalah masalah yang sudah jelas dan pasti, dan bahwa Islam atau negara Islam secara sah menjamin gereja-gereja umat Kristiani, ini adalah hukum Syariat, jika Syariat memerintahkan umat Islam untuk menjaga masjid, maka dengan kadar yang sama Syariat juga memerintahkan umat Islam untuk menjaga gereja, bahkan umat Islam lebih terdepan dalam menjaga gereja-gereja daripada saudara mereka dari umat Kristiani. Ini bukan sekedar basa-basi, namun ini adalah hukum yang disandarkan pada ayat Al-Qur`an Al-Karim yang kita hafal bersama, meskipun —sangat disayangkan— terkadang maknanya tidak dipahami oleh banyak orang, termasuk oleh kalangan ahli sekalipun, ayat itu berbunyi:

...ﱙ ﱚ ﱛ ﱜ ﱝ ﱞ ﱟ ﱠ ﱡ ﱢ ﱣ ﱤ ﱥ ﱦ ﱧ  ﱨ... (الحج [22]: 40).

“…Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut Nama Allah...” (QS. Al-Hajj [22]: 40).

            Grand Syaikh turut memberikan peringatan akan penyeruan kembali fatwa-fatwa yang dikatakan pada zaman tertentu dan kondisi khusus yang menyatakan ketidak-bolehan membangun gereja dalam Islam; hal ini tidaklah berdasarkan pada ilmu dan tidak ada kebenaran di dalamnya, ini sebuah kesalahan besar, tanyakan pada sejarah niscaya ia akan memberitakan kepada anda semua bahwa mayoritas gereja Mesir dibangun pada era Islam.

            Di akhir pidatonya, Grand Syaikh kembali mengulangi ucapan terima kasihnya kepada Presiden Abdul Fattah Al-Sisi atas pencapaian besar ini yang pantas menjadi kebanggaan Mesir, dan menegaskan bahwa Mesir adalah contoh terbaik dalam tenggang rasa dan persaudaraan antar-agama, khususnya antara Islam dan Kristen. Sebagaimana Grand Syaikh juga mengucapkan terima-kasih kepada semua tangan-tanga pemuda Mesir yang agung, yang telah menyelesaikan dua bangunan ini dalam waktu singkat dan yang telah disaksikan oleh semua orang.

Print
7253 Rate this article:
No rating

Please login or register to post comments.

أقسم بالله العظيم أن أكون مخلصًا لديني ولمصر وللأزهر الشريف, وأن أراقب الله في أداء مهمتى بالمركز, مسخرًا علمي وخبرتى لنشر الدعوة الإسلامية, وأن أكون ملازمًا لوسطية الأزهر الشريف, ومحافظًا على قيمه وتقاليده, وأن أؤدي عملي بالأمانة والإخلاص, وأن ألتزم بما ورد في ميثاق العمل بالمركز, والله على ما أقول شهيد.