Bahasa Indonesia (Indonesia)

Mimbar Agung Untuk Menyebarkan Moderatisme Al- Azhar Al-Syarif Dengan Berbagai Bahasa Dunia

 

Pidato Grand Syaikh Al-Azhar Al-Syarif dalam Penghargaan Lulusan Terbaik Sekolah Menengah Atas Al-Azhar Tahun 2018
Anonym
/ Categories: مقالات

Pidato Grand Syaikh Al-Azhar Al-Syarif dalam Penghargaan Lulusan Terbaik Sekolah Menengah Atas Al-Azhar Tahun 2018

Bismillâhirrahmânirrahîm   

Assalamu’alaikum wa Rahmatullâhi wa Barakâtuh.

            Atas nama Masjid dan Universitas Al-Azhar Al-Syarif, juga sebagai perwakilan dari putra-putri kami lulusan terbaik Sekolah Menengah Atas Al-Azhar, dan atas nama saya pribadi, saya sangat bahagia menyambut kehadiran Prof. Dr. Ali Abdul ‘Al, selaku Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Mesir. Saya sangat berterima-kasih dan menghargai perhatian serta kepedulian anda yang dengan sepenuh hati turut serta berbagi dengan putra-putri anda lulusan terbaik Sekolah Menengah Atas Al-Azhar, dalam kebahagiaan mereka atas prestasi dan keberhasilan mereka menduduki peringkat-peringkat teratas, serta mendorong mereka untuk memperbarui niat dan tekad dalam mencari ilmu, dan masuk dalam tahapan baru dari fase pendidikan serta menimba pengetahuan dalam semua cabang dan aspeknya.

            Sesungguhnya, kehadiran anda hari ini bersama anak-anak anda, membawa dua kebahagiaan besar bagi Al-Azhar: kebahagiaan atas ucapan selamat anda secara pribadi, dan penghargaan anda kepada lulusan terbaik yang telah bersungguh-sungguh, bersusah-payah dan bekerja keras, mereka adalah para pemuda yang telah mengerahkan upaya, waktu dan kekuatannya untuk mengulang pelajarannya serta berupaya mencapai prestasi unggul dan meraih keistimewaan. Kebahagiaan lain yang lebih besar adalah apa yang anda representasikan dari ucapan selamat dari seluruh rakyat Mesir —terlebih yang mulia Presiden Mesir Abdul Fatah Al-Sisi— untuk lulusan-lulusan terbaik dari lembaga yang sangat tua ini, lembaga yang mana universitas-universitas besar di Barat dan Timur saling bersaing untuk menjalin kerja-sama dengannya.

            Untuk kedua dan ketiga kalinya, saya kembali ucapkan terima-kasih kepada anda Ketua Dewan Perwakilan Rakyat.

            Hadirin yang mulia, izinkan saya untuk menjelaskan —secara singkat— dua perkara terkait perayaan bahagia ini. Pertama: saya ingin menunjukkan bahwa siswa Al-Azhar di tingkat Dasar, Menengah Pertama, dan Menengah Atas, mempelajari semua mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa di sekolah-sekolah kementerian pendidikan, dari segi materi dan bukunya. Kemudian siswa Al-Azhar juga menanggung beban luar biasa yang lebih berat dan mungkin lebih mendalam dari sisi pelajarannya, yaitu materi-materi keilmuan Al-Azhar di dua tingkatannya: Menengah Pertama dan Menengah Atas, dengan dua bagiannya: ‘Ilmiy (IPA) dan Adabiy (IPS).

            Saya ingin mengatakan kepada anda, yang mulia Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, bahwa siswa-siswi yang duduk di hadapan anda adalah pelajar luar biasa nan unggul dari sisi pendidikan, ilmu pengetahuan, pelajaran dan luasnya penguasaan mereka terhadap ilmu bahasa, sastra, serta ilmu naqliy dan aqliy secara bersamaan. Karena saya telah mempelajari dua metode ini saat saya masih menjadi siswa di tingkat Menengah Atas dari tahun 1960-1965 M. abad lalu, maka saya menyadari betul sejauh mana “penderitaan” yang dialami siswa Al-Azhar dalam pendidikan pra-universitas.

            Kedua, saya ingin menarik perhatian siapa saja yang memiliki kesiapan untuk memandang secara objektif kepada kurikulum pendidikan Al-Azhar. Dengan singkat saya jelaskan, bahwa kurikulum Al-Azhar adalah kurikulum yang komitmen dalam mempelajari Islam dengan pendidikan yang murni untuk Allah, ilmu pengetahuan dan kebenaran, bukan pendidikan yang diarahkan untuk berbagai agenda, politik, atau dana yang dimanfaatkan untuk melayani tujuan dan kepentingan yang tak ada kaitannya dengan ilmu baik sedikit maupun banyak. Kurikulum Al-Azhar adalah kurikulum yang didasarkan pada budaya dialog, menerima pendapat dan perspektif orang lain, bahkan menerima berbagai pendapat pihak lain, tanpa menuduh kafir, fasik, dan bid’ah kepada orang lain, selama mazhab ini atau itu memiliki sandaran dari Al-Qur`an, Sunnah, Ijmak atau Qiyas.

            Kurikulum pendidikan dialektika semacam ini menanamkan dalam pikiran siswa Al-Azhar semenjak kecil tentang prinsip legalitas perbedaan, yang itu diajarkan semenjak hari pertama ia belajar di kelas satu tingkat Menengah Pertama hingga hari terakhir pendidikan di kelas tiga tingkat Menengah Atas, di mana setiap siswa dapat memilih satu mazhab dari berbagai macam mazhab Fikih, kemudian mempelajari dan menelaah berbagai perbedaan pendapat dalam satu mazhab, melatih akal dan mempersiapkannya untuk menguasai lebih dari satu pendapat, semua pendapat-pendapat tersebut —terlepas dari perbedaannya yang luas— adalah pendapat yang benar dan dapat diterima. Kurikulum yang moderat semacam ini senantiasa menyertai siswa Al-Azhar dalam pendidikan mereka selama enam tahun, yaitu saat mereka di rentang usia 12 hingga 18 tahun. Dan tidak diragukan lagi bahwa kurikulum Al-Azhar telah membentuk pikiran dan perasaan mereka secara moderat yang dapat menghindarkan mereka dari ketertutupan, polarisasi, jatuh ke dalam cengkeraman pemikiran ekstrem dan radikal, tertutup pada satu mazhab yang mana seorang ekstremis memandangnya sebagai mazhab yang benar sementara mazhab lain salah dan tersesat, serta menganggap orang lain yang memegang mazhab itu telah keluar dari Islam dan halal darah, harta serta kehormatannya.

            Kami tidak menyangkal bahwa sejarah umat Islam —dahulu dan kini— telah dilanda dengan doktrin-doktrin menyimpang yang cenderung kepada kekerasan, ekstremisme, radikalisme dan mengkafikran mazhab —atau berbagai mazhab— yang berbeda. Namun termasuk sebuah kebodohan nyata jika dikatakan bahwa penyimpangan ini adalah ciri dominan dalam warisan umat Islam, sebab amanah ilmiah dan sejarah telah memastikan bahwa sekolah-sekolah atau doktrin-doktrin yang ekstrem ini merepresentasikan ketidakwajaran dalam sejarah warisan yang begitu besar ini. Barangkali suatu ketika doktrin-doktrin itu terlihat di permukaan dan mendominasi orang-orang sederhana dari kalangan awam dan tertindas, namun cepat sekali doktrin itu akan jatuh dan runtuh dengan semua uang “dinar dan dirham” yang dihabiskan untuknya.

            Anak-anakku, saya ulangi ucapan selamat kepada kalian atas prestasi dan keberhasilan kalian melewati fase menengah atas, dan pencapaian kalian pada fase perguruan tinggi. Jika saya memiliki nasihat sebagai orang tua untuk kalian dalam perayaan ini maka nasihat itu—tentunya setelah nasihat takwa kepada Allah dalam keadaan sembunyi-sembunyi dan terang-terangan— adalah: hendaklah kalian memegang teguh akhlak, menghiasi diri dengan ilmu, dan saya ingatkan kalian untuk meningkatkan kesungguhan dan amal, serta jangan membiarkan pikiran kalian mengikuti para pendukung kejahatan dan kerusakan, hindarilah mereka, jauhilah rayuan-rayuan materi dan layanan mereka sejauh kebaikan menjauh dari keburukan, ingatlah selalu bahwa keluarga kalian mengirim kalian untuk ilmu dan menghabiskan waktu untuk menghasilkan ilmu sepanjang siang dan malam, jagalah waktu kalian dan jangan kalian sia-siakan untuk membual, melakukan hal-hal yang membingungkan dan begadang untuk hal yang memberi mudarat bukan manfaat, dan ketahuilah bahwa jika kalian memberikan semua waktu kalian untuk ilmu, niscaya ilmu itu akan memberikan kepada kalian sebagiannya saja, dan jika kalian memberikan sebagian waktu kalian untuk ilmu, niscaya ia tidak akan memberikan apapun kepada kalian. Terima kasih.

Wassalamu ‘Alaikum wa Rahmatullâhi wa Barakâtuh.

Print
6824 Rate this article:
5.0

Please login or register to post comments.

أقسم بالله العظيم أن أكون مخلصًا لديني ولمصر وللأزهر الشريف, وأن أراقب الله في أداء مهمتى بالمركز, مسخرًا علمي وخبرتى لنشر الدعوة الإسلامية, وأن أكون ملازمًا لوسطية الأزهر الشريف, ومحافظًا على قيمه وتقاليده, وأن أؤدي عملي بالأمانة والإخلاص, وأن ألتزم بما ورد في ميثاق العمل بالمركز, والله على ما أقول شهيد.